Tuesday, March 17, 2009

Poniman Center Tanggapi Jeritan Petani Kebumen

PERTANIAN masih menjadi sektor komoditi terpenting bagi masyarakat pedesaan. Kelangkaan pupuk dan tingginya harga pupuk jika memperoleh membuat para petani harus menjerit pilu. Pasalnya, tanaman mereka akan mati jika tidak diberi pupuk dan berarti mereka rugi.

Kelangkaan pupuk bersubsidi di sejumlah daerah telah membuat harga pupuk non subsidi melambung tinggi di pasaran beberapa waktu lalu. Tingginya harga pupuk tersebut membuat para petani terbenani karena adanya tambahan biaya baru yang harus mereka siapkan. Jika saja hal itu tidak terpenuhi kemungkin besar petani akan terancam gagal panen.
Kelangkaan pupuk sebenarnya tidak perlu terjadi kalau semua pihak mau bersabar dan berkomunikasi dengan baik. Pemerintah telah menyediakan pupuk sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk memenuhi kebutuhan petani. Kelangkaan dan naiknya harga pupuk non subsidi tersebut terjadi akibat kesalahfahaman saja.

Menurut Anto (45) salah satu petani di Kecamatan Gombong, sulitnya mendapatkan pupuk selain karena tingginya harga beli akibat permainan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, ada faktor lainnya yaitu pupuk yang diberikan tidak sesuai dengan luas lahan sawah yang digarap para petani.
“Bayangkan saja untuk tiga hektar sawah kami hanya disediakan satu sak pupuk dan harus dihabiskan dalam satu bulan. Kondisi seperti ini sungguh sangat memberakan kami. Jika kondisi seperti ini terus-menerus terjadi, sektor pertanian di pedesaan pasti akan mengalami kemerosotan yang tajam,” tandasnya.
Lebih jauh Anto menuturkan, bagaimana petani tidak menjerit, jika dalam satu kali panen kami tidak bisa mendapatkan hasil yang maksimal. Uang yang kami dapat dari penjualan hasil panen hanya cukup untuk membayar pupuk saja. “Gabah kami dihargai rendah oleh tengkulak, sedangkan pupuk yang kami bayar begitu tinggi,” ujarnya.
Mendengar keluh kesah para petani Kabupaten Kebumen pengurus Yayasan Poniman Center tersentak iba. Penderitaan para petani dalam menghadapi hidup dan mata pencahariannya merupakan permasalahan yang muncul spontan. Ketua Umum Yayasan Poniman Center Drs. Poniman Kasturo, MM. menanggapi dan mencarikan jalan keluar agar mereka tetap bisa bertani tanpa terbebani permasalahan pupuk.

Yayasan Poniman Center kemudian membantu para petani dengan menyediakan pupuk-pupuk yang berkualitas dengan kemudahan dibayar setelah panen. Ribuan sak pupuk sesuai permintaan para petani berhasil disalurkan Yayasan Poniman Center di sejumlah kecamatan di Kabupaten Kebumen. Walaupun program bantuan ini belum merata, namun sebagian petani sudah menerima menyatakan sudah bisa bernapas lega karena akhirnya pupuk yang selama ini dinanti-nantikan bisa didapatkan dengan mudah lewat bantuan Yayasan Poniman Center.
Yayasan Poniman Center memberikan bantuan pupuk kepada petani dengan persyaratan cukup mudah. Awalnya para petani yang tergabung dalam kelompok tani diberi pupuk secara gratis tanpa harus membayar uang karena mereka sendiri sedang kesulitan. Pupuk baru nanti dibayar setelah panen tiba. Petani cukup membayar dengan hasil panen (gabah) sesuai dengan harga pupuk pada waktu itu.

Anto yang telah menjadi anggota Poniman Center menyatakan dirinya telah merasakan manfaat menjadi anggota Poniman Center untuk mengikuti berbagai kegiatan. Terlebih dirinya menerima bantuan pupuk dengan kemudahan yang diberikan tanpa harus memberikan jaminan benda apapun.
Ini adalah satu bantuan lunak yang ditawarkan Poniman Center kepada para petani. Jika saja Yayasan Poniman Center ada sejak lama, para petani Kabupaten Kebumen tidak akan mengalami kesulitan. “Saya sangat senang dan berterima kasih dengan hadirnya Yayasan Poniman Center. Selain benar-benar meringankan beban para petani, kami juga sudah menghitung nantinya setelah panen tiba, kami masih bisa mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan padi,” ujarnya. (Ok)

* sumber : media poniman center, edisi 1/I/2009

No comments:

Post a Comment